Kasihilah Musuhmu - Renungan Mingguan - Matiraga

“Kasihilah Musuhmu!”, Ah yang bener aje!!!

“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka h dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
“Janganlah kamu menghakimi , maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Lukas 6:27-38

Benci dan Kasih - Renungan Mingguan - Matiraga

Penghujung bulan Februari ini membawamu pada permenungan paling berat tentang cinta kasih: “kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.”
.
Sepintas terlihat ironis: kalau masih disebut “musuh” bagaimana mungkin mengasihi? Mungkin saja. Bukankah Yesus selalu mengajarkan bahwa “kasih” pertama-tama adalah soal perbuatan dan bukan perasaan atau asumsi belaka? Bisa jadi kamu dan dia sama-sama masih terluka; masih sulit mengampuni; tapi ketika kamu berbuat baik padanya, kamu sudah menunjukkan bahwa kamu mengasihinya.
.
Musuh atau kawan itu soal perasaan, tetapi kasih itu soal tindakan nyata. Yesus mau mengajarkan bahwa mengasihi atau berbuat baik itu tak perlu menunggu seorang musuh menjadi kawan; tak perlu menunggu sampai perasaanmu sungguh-sungguh mengasihinya. Mulailah berbuat baik. Justru perbuatan baikmu itulah yang barangkali akan menjadikannya kawan bagimu. Bagaimana kalau ia tetap memusuhimu? Ya, tetaplah mengasihinya, seperti Daud yang tetap menunjukkan kasihnya pada Saul yang ingin membunuhnya.
.
Tanyakan pada dirimu, apakah saat ini kamu masih mempunyai musuh? Apakah “musuh” itu cuma label yang kausematkan padanya karena kamu tak sejalan dengannya? Karena kamu terluka olehnya? Apakah kamu harus menunggu sampai perasaanmu normal, baru mau mengasihinya? Mengapa tidak malam ini juga kamu berdoa untuknya; sedikit memaksakan dirimu untuk memohonkan yang baik dari Tuhan baginya? Nggak mau? Berat? Ya memang. Kalau mengasihi itu gampang, buat apa Yesus wafat tersalib demi cintaNya padamu?
.
Penebusan Yesus tidak menunggu semua orang bertobat. Perbuatan baikmu pun tidak usah menunggu perasaanmu berubah, dari musuh jadi kawan. Mengatakan “semoga bahagia” juga tidak usah menunggu mantanmu balik jadi pacar lagi, kan?

Sumber : Instagram @bayuedvra

Sumber Foto : Instagram @bayuedvra dan Pixabay.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.